السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ ... Selamat datang di Blog Pembelajar Kehidupan ... Semoga segala sesuatu yang tertulis di blog ini dapat membawa manfaat untuk teman sekalian ... Ùˆَ السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

Catatan

Berisikan catatan - catatan mengenai kegiatan perkuliahan, kehidupan penulis serta pengetahuan Islam

Kisah

Kumpulan kisah unik dan menginspirasi yang berasal dari pengalaman penulis maupun dari pengalaman orang lain

Statistika

Berisi kumpulan materi dan pembahasan mengenai ilmu Statistika

Informasi

Berisikan informasi mengenai berbagai hal yang menarik ,uptodate dan bermanfaat

Hati

Berisikan catatan hati dan pemikiran penulis

I Wish My Teacher Knew

Kemarin ketika saya membaca sebuah artikel di detik.com , saya menemukan artikel yang cukup menarik.tentang seorang guru SD di Colorado, US yang bernama Kyle Schwartz. Sang guru memberikan tugas kepada murid-murid untuk menuliskan sesuatu hal di atas sebuah kertas yang ingin mereka ceritakan kepadanya. Lalu bagaimana hasilnya? Sang guru menemukan bermacam-macam tulisan unik dari para muridnya. Berikut ini beberapa tulisan yang unik dan menarik :

1. Murid yang tidak punya pensil 
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini unik sekali, ia ingin sang guru tahu bahwa ia tidak memiliki pensil untuk mengerjakan PR (yaelah dek...belilah pensil di toko alat tulis..)

2. Murid yang merasa terlalu banyak PR
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini merasa bahwa gurunya terlalu banyak memberikan PR Matematika (karena sang guru adalah guru matematika). Jadi dia berharap bahwa sang guru  mengurangi jumlah PR yang diberikan kepadanya (ini aku banget).

3. Murid yang rindu dengan ayahnya
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini begitu merindukan ayahnya yang dideportasi ke Meksiko sejak ia berusia 3 tahun. Selama 6 tahun dia tidak bisa bertemu dengan ayahnya sehingga ia sangat merindukannya. (semoga cepet ketemu sama ayahnya ya dek...pukpuk..)

4. Murid yang merasa terganggu oleh kakaknya
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini merasa ketika kakaknya tidur selalu membuat dirinya merasa terganggu karena kerasnya dengkuran. Dan itu membuat dirinya tidak bisa tidur (hoo...what a funny boy...you should say it to your brother soon..)

5. Murid yang ingin bisa kuliah
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini berharap agar kelak ia bisa kuliah (Aamiin...semoga tercapai ya dek...syemangat!!!)

6. Murid yang menyukai sekolah
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini menyukai sekolah. Mungkin dia adalah murid yang menyukai belajar di sekolah, bermain dengan teman dan mempelajari banyak hal. (good boy/girl...yeayy...anakku banget ini)

7. Murid yang tidak memiliki teman bermain saat istirahat
sumber : twitter @kyleschwartz 
Murid ini ingin sang guru mengetahui bahwa ia tidak memiliki teman untuk bermain saat istirahat makan siang. Mungkin ia merasa kesepian dan membutuhkan teman.

Menurut saya apa yang telah dilakukan oleh Kyle Schwartz ini adalah suatu hal yang patut untuk mendapatkan apresiasi. Ia berusaha untuk mengenal lebih dekat dengan murid-muridnya. Ia tidak akan tahu apa yang sedang terjadi dengan murid-muridnya jika ia tidak meminta mereka untuk menulis "I wish my teacher knew ... ". Banyak dampak positif yang ditimbulkan dari tulisan tsb, contohnya murid yang merasa tidak memiliki teman bermain pada saat istirahat makan siang. Tentu teman-temannya akan memberikan dukungan dan tidak membiarkan ia merasa kesepian. Sang guru juga bisa memperoleh bahan evaluasi dari tulisan tsb, contohnya murid yang menuliskan bahwa ia merasa mendapatkan PR yang terlalu banyak. Sang guru harusnya bisa sedikit mengurangi jumlah PR agar mereka merasa PR bukanlah beban dalam hidupnya.

Mungkin apa yang dilakukan Kyle Schwartz ini bisa dicontoh oleh banyak orang. Bukan hanya dalam konteks hubungan antar guru dengan murid, tapi juga bisa antara orang tua dengan anak, atasan dengan bawahan, atau sesama teman. Kadang kita lebih mudah mengatakan lewat tulisan daripada mengucapkannya secara langsung. Dengan tulisan akan membuat seseorang merasa lebih bebas untuk memberitahu apa yang sedang dirasakan tanpa terhalang rasa sungkan.

Oke, saya akan mencoba menuliskan "I wish you knew .. " untuk kawan sekalian.

"I wish you knew that I'm just an ordinary girl who has so much weakness and I need a long process and time to fix it"
Haahaha...terlalu diplomatis ya...oke saya lanjutkan...
"I wish you knew that I realy hate when somebody asks me to spell my name in bahasa. I can't say R properly and it makes me feel that I'm the most stupid girl in the world"
Lalu bagaimana dengan kalian kawan? Cobalah untuk menuliskan "I wish you knew ... " yang sebelumnya belum pernah kalian katakan kepada orang lain dan kalian akan merasakan perbedaannya...selamat mencoba semoga bermanfaat ...



SAMAPTA Part 2

Yeah...akhirnya saya punya waktu luang dan kesempatan (ciee yang sok sibuk) untuk bisa menulis lanjutan cerita SAMAPTA Part 1. Bagi pemirsa yang belum sempet baca, monggo baca dulu SAMAPTA Part 1 ya. Bagi pemirsa yang sudah membaca, yuk mari kita lanjutkan ceritanya.

Jadi begini, kegiatan Samapta yang dilaksanakan selama 9 hari memang memiliki kegiatan yang sifatnya fun. Mungkin memang dirancang khusus biar kita tidak bosan dengan kegiatan yang itu-itu melulu (baca: baris, olahraga, upacara dll).

Mendayung di Danau Lido

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di luar lokasi Samapta adalah mendayung di Danau Lido. Danau ini terletak di Bogor, hanya berjarak sekitar setengah jam dari lokasi Samapta. Danau ini berada di antara Gunung Salak dan Gunung Gedhe Pangrango. Oiya...setiap kali kami mengikuti kegiatan di luar asrama, kami selalu mengendarai mobil tentara yang menurut saya susyah dan agak rempong untuk bisa naik ke dalam mobil (tinggi nian pijakannya..hadee).
Danau Lido
sumber : google

Mobil Tentara
Nah, sesampainya di Danau Lido, kami dibagi menjadi berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang dengan komposisi pria dan wanita. Sebelum kami siap untuk mendayung, kami diberikan arahan oleh ahlinya tentang bagaimana menggunakan dayung, berbelok, memutar, membalikkan perahu dll. Setiap peserta yang akan mendayung harus mengenakan perlengakapan seperti helm dan pelampung, pelatih menerangkan bahwa kegiatan ini aman dan diawasi oleh Paspampres selaku pelatih dan pendayung profesional. Jadi, tidak perlu khawatir dengan aspek keselamatan.

Coba tebak saya yang mana?
Setelah lengkap dengan peralatan mendayung, kami siap untuk terjun ke danau ..yihaa. Kami bertugas untuk melaksanakan misi memutari danau lalu membalikkan perahu dan membalikkan perahu ke posisi semula (bingung kan maksudnya...oke lihat saja gambarnya ya).
Tim saya narsis dulu cuy
Membalikkan perahu pake dayung...1..2..3..tariiik!!!

Mengembalikan perahu ke posisi semula...daaan pake dayung juga

Ayo...tarik...kita pasti bisa!!!

Naik lagi ke perahu...yey
Yak...sudah paham kan maksud saya dengan membalikkan perahu..ya pokoknya seperti itulah. Butuh kerjasama tim yang baik agar kita bisa melakukannya dengan baik. Harus ada pemimpin yang mengarahkan tugas masing-masing dan rasa saling percaya satu sama lain.

Berkeliling di Kebun Raya Bogor

Jujur, ini kegiatan yang saya paling malas lakukan, alasannya sederhana, karena saya sudah pernah berkeliling ke Kebun Raya Bogor. Tapi berhubung mengikuti serangkaian kegiatan ini adalah kegiatan wajib, ya mau bagaimana lagi. Kita diajak oleh pemandu untuk melihat koleksi pohon-pohon milik Kebun Raya Bogor.
Narsis lagi ya
Muridnya narsis...pelatihnya juga ikutan narsis
Mendaki Ala Kadarnya

Oke, kalau sebelumnya kita tinggal di asrama dengan fasilitas yang cukup nyaman (1 orang 1 kasur spring bed lengkap dengan bantal guling bed cover). Selama 3 hari kami harus beralih tempat yang agak tidak nyaman (tenda pleton dengan tempat tidur velbed). Sebenarnya saya sudah pernah tidur di velbed dan jujur saya merasa nyaman tidur dimana saja mau itu di kasur paling empuk sampai tidak pakai kasur bantal guling sekalipun, percayalah saya tetap bisa tidur kok (emang dasarnya pelor...nempel langsung molor...hahaha).
Setiap orang dibekali tas mendaki (yang menurutku itu tas banyak amat talinya...rempong cuy). Peralatan yang perlu dibawa sudah diinformasikan sebelumnya agar barang bawaan tidak banyak. Daaaan itu tas beraat banget padahal cuma bawa baju doank.

Kami berangkat pagi agar tidak terlalu panas saat mendaki ( percayalah ini bukan mendaki gunung, ini hanya jalan menanjak kawan). Ada 5 pos pemberhentian yang masing-masing pos terdapat tes yang harus dilalui. Jarak antar pos tidaklah jauh, hanya beberapa menit jalan kaki tidak sampai hitungan jam.
Naik naik ke puncak bukit...berat berat sekali banget...(lagu)
Sayang seribu sayang, saya hanya sampai di pos keempat. Setelah sampai pos kelima (at least, I finished it ..yeay), saya tidak mengikuti kegiatan tes kelompok di pos kelima karena alasan kesehatan. Yak...tensi saya terjun bebas ... dan dunia serasa berputar-putar di kepalaku (mulai lebay...hhahaa..tapi ini fakta kawan). Dan merapatlah saya dekat-dekat sama bu dokter dan ambulance (oiya...selama kegiatan selalu didampingi ambulance dan dokter...24jam nonstop...jadi semua aman dan terkendali).
Sesampainya di lokasi asrama baru (tenda maksudnya), Alhamdulillah saya sudah kembali strong seperti sedia kala. Daaan sesampainya di lokasi...kita langsung dihadiahi perintah push up...zZZZzzzzZZ. Karena sewaktu perjalanan mendaki (ala kadarnya) banyak dari kami yang jajan di warung untuk membeli minuman, maka dari itu kami dihadiahi push up (hadeee panas panas push up).
Ayo ... push up...lagi...push up lagi
 Kemudian setelah agak berkeringat karena push up, kami diberikan pelatihan mengenai cara mendirikan tenda pleton. Tenda pleton adalah tenda yang berukuran besar dan muat untuk kurang lebih 40 orang. Tenda ini memerlukan 4 tiang utama, beberapa tongkat sedang, pasak, palu besar dan tali. Hanya beberapa pria saja yang memiliki kesempatan untuk mendirikan tenda pleton ini, yang lain cukup menjadi penonton setia (padahal saya pengen nyobain mendirikan tenda pleton juga..hiks).
pelatihan mendirikan tenda pleton
Oke, sampai disini dulu cerita saya di SAMAPTA Part 2 ya...cerita selanjutnya akan dilanjutkan di SAMAPTA 3-End ...semoga bermanfaat kawan...

SAMAPTA Part 1

Apa yang akan kalian bayangkan tentang “Samapta”? Latihan Militer? Menakutkan? Siksaan? Hukuman? Kekerasan fisik? Saya yakin kalian akan beranggapan seperti demikian. Kalian wajar karena awalnya saya pun juga berpikir hal yang sama ketika mendengar kata “Samapta”. Hingga pada akhirnya anggapan tersebut berubah setelah saya mengikuti Samapta OJK yang dilaksanakan 11-19 Maret 2015 di Cigombong, Bogor, Jawa Barat dan dilatih oleh para Paspampres. Kegiatan Samapta kali ini tidaklah menyeramkan dan penuh kekerasan seperti anggapan banyak orang.

Kami berangkat dengan menggunakan bus dari LPPI Kemang menuju lokasi di Cigombong. Sesampainya di lokasi kami dibagi menjadi beberapa kompi dan pleton. Sesegera mungkin kami berganti seragam ala Samapta (baju dan celana panjang hijau, sepatu boots, topi dll...ini pakaian tertomboy yang pernah saya pakai pemirsa). Kemudian kami dipersilahkan untuk menyantap makan pagi (yang sudah agak telat karena sudah jam 10) dan makan siang ( hanya berselang 2 jam dari makan pagi). Ada aturan khusus ketika kami makan, kami hanya diberikan waktu selama 3 menit untuk menghabiskan makanan masing-masing. Jika belum habis, kami wajib menyantapnya dengan berdiri dan teman-teman di sebelahnya harus membantu menghabiskan makanan sisanya. Dan begitulah seterusnya dalam Samapta ini selalu diberikan waktu yang sangat singkat untuk makan. Jujur bagi saya itu sungguh tidak enak, karena saya terbiasa makan dengan waktu yang lama (sesuai saran dokter 32 kali kunyahan…hahaha… *alesan). 
Upacara pembukaan di bawah rintikan hujan
Acara Samapta diawali dengan upacara pembukaan yang dibuka oleh pihak SDM OJK. Sedetik setelah acara Samapta resmi dibuka…lalu terdengarlah suara letusan yang sangat keras ( mungkin letusan granat, bom, atau entahlah…yang jelas Paspampres punya). Dengan letusan bom tadi (oke…saya menyebutnya bom saja ya…biar mendramatisir), Samapta pun dimulai. Teriakan para Paspampres membuat kami langsung tiarap, sesuai aba-aba mereka. Lalu kami pun diperintahkan untuk merayap, berguling-guling dan berjalan jongkok. Beberapa dari kami muntah-muntah karena sebelumnya kami baru saja selesai makan siang dan beberapa lagi pusing-pusing karena guling-guling yang dilakukan dengan tidak professional. Alhamdulillah...saya sehat dan masih bugar ya pemirsa…hanya tangan sedikit lecet-lecet karena merayap yang juga dilakukan dengan tidak professional…fiuhh.

Tiarap
Merayap
Berguling-guling
Berjalan jongkok
Setelah melalui serangkaian latihan awal yang agak menyiksa, kami diajak untuk berkeliling jalan kaki menyusuri kawasan lokasi Samapta. Tidak begitu jauh, hanya beberapa kilometer dari lokasi Samapta. Tetapi berhubung latihan awal yang agak menyiksa tadi, perjalanan yang pendek tadi terasa cukup membuat kami banjir keringat. Ya…anggap saja jalan-jalan sore ditemani rintikan gerimis kecil.
Jalan sore

Keesokan harinya, kami diajarkan untuk berlatih baris-berbaris. Yap, saya lupa kapan terakhir kali baris-berbaris. Mungkin SMA dulu ya terakhir kali baris-berbaris. Selebihnya tentu saja tidak pernah.
Baris-berbaris
 Selain itu kami juga diajarkan para pelatih dari Paspampres untuk menggunakan kompas dan mengaplikasikannya melalui latihan berkelompok. Setiap kelompok diberikan 1 kompas dan soal yang harus dipecahkan dengan menggunakan kompas lengkap dengan kalibrasinya. Kenapa bukan GPS yang notabene di jaman serba modern seperti sekarang yang diajarkan? Karena kami diajarkan untuk mengenal kompas dengan metode paling sederhana agar suatu saat ketika kita tidak dapat menggunakan GPS (dalam keadaan darurat atau entahlah), kami dapat menggunakan kompas untuk mengetahui arah.

Belajar menggunakan kompas
Cukup serius ya Samapta nya? Jawabannya tentu saja iya. Samapta diadakan untuk melatih fisik dan mental kami agar menjadi pribadi yang kuat dan tangguh (macam tentara saja..hahaha). Jadi cukuplah wajar jika ada latihan yang memang benar-benar memerlukan fisik yang kuat. Tetapi selain mendapat pelatihan yang cukup serius tadi, kami juga mendapatkan kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan.

OUTBOUND
Selama seharian penuh kami melakukan kegiatan outbound yang menyenangkan. Setiap pleton terdiri dari 40an orang dan setiap pleton diharuskan untuk melaksanakan games di setiap pos. Ada beberapa games yang harus kami lalui agar mendapatkan poin dan poin yang terkumpul pada setiap pleton akan dilombakan dengan pleton lainnya. Games yang ada antara lain :
  • Lempar Bola
  • Si Buta, Bisu dan Tuli

  • Kabel Listrik

  • Permainan Lumpur
  • Permainan Monster (entahlah…saya lupa namanya apa)
  • Dan yang satu ini yang paling saya suka…Flying Fox!
  • Dan ini game terakhir yang super rusuuuh… Water War
Setiap game dalam outbound ini mengajarkan kami akan pentingnya kekompakan dan kerja sama antar anggota tim. Daaan… Alhamdulillah…tim saya mendapat juara 1..yeayy.
Oke...cukup sampai disini Samapta Part 1...cerita yang lebih seru selanjutnya akan saya tulis di Samapta Part 2...semoga bermanfaat!